Tips Travelling Untuk Busui


1-7 Agustus ini adalah pekan ASI yang dikampanyekan WHO untuk menggalang kesadaran para ibu masa kini bahwa ASI tetaplah asupan terbaik untuk bayi. Enam bulan merupakan usia yang dianjurkan untuk pemberian ASI ekslusif, artinya hanya ASI tanpa tambahan susu formula atau makanan lain. Hal ini tidak terbatas pada ibu rumah tangga yang bisa menyusui kapan saja bayi mau. Ibu bekerja pun tetap bisa memberikan ASI dengan memerah tatkala sedang jauh dari bayi.

Bulan lalu, saya mendapat tugas kerja ke Korea. Awalnya ingin sekali mengajak serta J dan ayahnya agar tidak perlu repot dengan ASIP. Namun, dokumen resmi J belum selesai, sehingga saya terpaksa berangkat tanpanya. Dua minggu sebelum keberangkatan, saya pastikan bahwa ASIP mencukupi dan perlengkapan memerah siap dibawa.

Nah, dari pengalaman kemarin itu, saya mau berbagi untuk para busui yang akan melakukan perjalanan tanpa ditemani sang bayi.


1. Peralatan Memerah ASI yang Bagus

Pompa ASI elektrik portable, double pump lebih baik
sumber: di sini

Sudah pasti, ya, pompa ASI harus dibawa. Kalau payudara nggak diperah/disusui, bisa bengkak dan mastitis. Kenapa elektrik? Manual bisa, kok. Tapi, kalau pengalaman saya kemarin, saya nggak punya banyak waktu untuk pompa di sela-sela meeting atau aktivitas luar. Pompa elektrik menghemat waktu perah, dari 30 menit pakai manual jadi cukup 15 menit. Pompa sebaiknya yang baterainya bisa diisi ulang. Jauh lebih praktis, tanpa harus cari colokan listrik atau baterai sekali pakai. Tambahan lagi, suara pompa usahakan tidak berisik. Saya sempat harus memerah di coffee shop dan di ruang pertunjukan Nanta. Alhamdulillah suaranya nggak mengganggu sama sekali.


Celemek/apron menyusui
sumber: di sini


Seperti saya ceritakan di atas, saya sempat memompa di coffee shop dan ruang pertunjukan. Hal ini karena agenda kami memang aktivitas luar dan belum akan kembali ke hotel hingga malam. Alhasil, dengan modal celemek (tipe jubah sehingga menutup seluruh bagian atas tubuh) dan kesediaan teman-teman saya, proses memompa pun dilakukan di tempat umum. Tentunya, pemilihan tempat duduk juga diatur, ya, sehingga tidak terlalu terlihat oleh umum.


Cooler Bag dan Plastik ASIP

sumber: di sini
Saya tidak membawa botol kaca untuk menyimpan ASIP karena hal itu tentu akan sangat merepotkan. Jadi, saya sedia 2 pak plastik ASIP untuk menyimpan hasil perahan. Jumlah plastik tergantung hari perjalanan, ya. Sementara itu, cooler bag yang saya bawa ukuran kecil, karena memang hanya beberapa hari saja. Kalau memungkinkan, bisa juga pakai cooler box. Lebih aman dan kapasitas juga lebih besar.


2. Jadwal Perah ASI

Payudara yang tidak diperah/disusui langsung akan penuh dalam beberapa jam, kalau saya 3-4 jam sudah akan terasa bengkak dan nyeri. Itu bisa kita jadikan alarm alami untuk memerah. Tapi, baiknya dibuat alarm agar tidak terlewat. Jadwal perah ASI yang tidak teratur bisa mempengaruhi produksi ASI, lo.


3. Regulasi ASIP di hotel dan di pesawat

Sebelum berangkat, cek dengan pasti regulasi membawa ASIP di pesawat dan ketersediaan ruang penyimpanan ASIP di hotel atau tempat menginap. Di bandara Soetta, saya diperbolehkan membawa ASIP di kabin, dengan isi 1 kantong dan ice gel. Namun, di Incheon, tidak demikian. ASIP tidak bisa masuk kabin, kecuali jika bayi ikut serta. Pilihannya, ASIP ditaruh di bagasi.
Hotel tempat saya menginap membolehkan saya menitip ASIP di freezer mereka.


Sukses memerah ASI di manapun selalu diikuti dengan pikiran senang dan positif. Jangan lupa selalu bawa foto atau video bayi agar suasana memerah ASI tetap jadi saat yang menyenangkan, meskipun saat kita sedang jauh dari mereka. Semangat meng-ASI-hi Buibu!

Comments

  1. Waah dulu belum selwngkap itu peralatan buat busui. Saya modalnya hanya kain gendongan yg bisa digimakan untuk memutupi saat si baby menyusu..dijalan

    ReplyDelete
  2. Keren banget Mbak...Selamat mengASIhi ya..terus semangat. Saya ajak anak 2 bulan pindahan ke Amerika dari Jakarta dengan perjalanan selama 36 jam lancar jaya juga karena ASI

    ReplyDelete
  3. Whuaa iyayahh menarik nih tipsnya yg melihat foto/video anak sambil memerah

    ReplyDelete
  4. Wah bagus nih buat busui, saya dulunya belum punya peralatan seperti itu mbak, Kan ibu jaman old. heheheh

    ReplyDelete
  5. Wah ... Semasa masih menyusui saya nggak pernah dinas ke luar kota apalagi luar negeri. Sekedar rumah-kantor-rumah yang Bogor-Jakarta-Bogor naik commuterline aja rasanya sudah banyaaak tentengannya. Tapi senang karena dua anak bisa full sampai dua tahun. Inspiratif nih buat menyemangati para ibu yang tengah menyusui. Thank you, Mbak ...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts